Friday, April 8, 2011

Perkampungan Artistik Universiti Malaya 2011


Persembahan dari pelajar Universiti Malaya


Randai Tunang Pak Dukun

Pelajar-pelajar dari Jabatan Drama, Pusat Kebudayaan Universiti Malaya telah mengadakan satu Program kebudaayan yang saya kira amat menarik sekali. Perkampungan Randai ini merangkumi aktiviti seperti Teater Randai, tarian, nyanyian, muzik, silat dan pidato adat. Kali pertama dalam sejarah hidup saya menyaksikan satu persembahan kebudayaan yang amat menarik. Sebelum ini pernah mendengar perkataan Randai, tapi dalam minda terfikir, ianya adalah persembahan kebudayaan kaum bumiputera Sabah Sarawak...huhuhu...ceteknya ilmu!


Info dari wikipedia

Randai dalam sejarah Minangkabau memiliki sejarah yang lumayan panjang. Konon kabarnya ia sempat dimainkan oleh masyarakat Pariangan, Tanah Datar ketika mesyarakat tersebut berhasil menangkap rusa yang keluar dari laut. Randai dalam masyarakat Minangkabau adalah suatu kesenian yang dimainkan oleh beberapa orang dalam artian berkelompok atau beregu, dimana dalam randai ini ada cerita yang dibawakan, seperti cerita Cindua Mato, Malin Deman, Anggun Nan Tongga, dan cerita rakyat lainnya. Randai ini bertujuan untuk menghibur masyarakat biasanya diadakan pada saat pesta rakyat atau pada hari raya Idul Fitri.

Randai ini dimainkan oleh pemeran utama yang akan bertugas menyampaikan cerita, pemeran utama ini bisa berjumlah satu orang, dua orang, tiga orang atau lebih tergantung dari cerita yang dibawakan, dan dalam membawakan atau memerankannya pemeran utama dilingkari oleh anggota-anggota lain yang bertujuan untuk menyemarakkan berlansungnya acara tersebut.

thumb Sekarang randai ini merupakan sesuatu yang asing bagi pemuda-pemudi Minangkabau, hal ini dikarenakan bergesernya orientasi kesenian atau kegemaran dari generasi tersebut. Randai terdapat di pasisie (pesisir) dan daerah darek (daratan).

Pada awalnya Randai adalah media untuk menyampaikan kaba atau cerita rakyat melalui gurindam atau syair yang didendangkan dan galombang (tari) yang bersumber dari gerakan-gerakan silat Minangkabau. Namun dalam perkembangannya, Randai mengadopsi gaya penokohan dan dialog dalam sandiwara-sandiwara, seperti kelompok Dardanela.

Randai pada awalnya adalah media untuk menyampaikan cerita-cerita rakyat, dan kurang tepat jika Randai disebut sebagai teater tradisi Minangkabau, walaupun dalam perkembangannya Randai mengadopsi gaya bercerita atau dialog teater atau sandiwara.


Persembahan yang amat menarik, diserikan pula dengan artis jemputan Ebby Yus, loghat Nogori yang merupakan 'mother tongue'.....amat menghiburkan


1 comment:

Anonymous said...

sangat best kot persembahan nie..
sangat teringin nak wat persmbahan
mcm nie..
tp xde mmbr yg cukup..
msti best klu t'libat skali dlm nie..
ade x sesiapa yg sudi tunjuk ajr kpd
saya..?
huhuhu..